Kamis, 21 Oktober 2010

SISTEM SILVIKULTUR INTENSIF MENDORONG OPTIMALISASI PRODUKSI HUTAN ALAM

Untuk medorong tercapainya kondisi hutan yang mampu berfungsi secara optimal, produktif, berdaya saing, dan yang dikelola secara efektif dan efisien, sehingga terwujud kelestarian hutan yang dinamis, Departemen Kehutanan telah menunjuk beberapa pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK-HA/HPH) sebagai model pembangunan sistem silvikultur intensif yang disesuaikan dengan karakteristik setiap lokasi.

Pengelolaan dengan sistem silvikultur intensif pada IUPHHK-HA/HPH baik dengan sistem tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPTII) dan atau dengan sistem tebang pilih tanam jalur intensif (TPTJI) dilakukan pada areal hutan produksi alam yang masih ada virgin forest, dan areal bekas tebangannya masih baik.

Agar pelaksanaan pembangunan sistem silvikultur intensif di beberapa IUPHHKA tersebut berhasil, difasilitasi oleh sebuah tim pakar di bidang sistem silvikultur. Tahun 2004 Departemen Kehutanan telah menunjuk 17 (tujuh belas) IUPHHKA untuk melaksanakan model pembangunan sistem silvikultur intensif. Di Kalimantan Tengah, IUPHHK-HA/HPH yang melaksanakan model sistem silvikultur intensif antara lain PT. Sari Bumi Kusuma, PT. Erna Djuliawati, dan PT. Sarpatim dari kelompok usaha kayu lapis Indonesia.

Pakar Tim Pelaksana Fasilitasi Pembangunan Sistem Silvikultur Intensif antara lain Prof. DR. Ir. Sukotjo (Silvikultur Intensif, UGM), Prof. DR. Ir. Maman Sutisna (TPTI Bina Pilih, UNMUL), Prof. DR. Ir. M. Naiem, M.Agr (Pemuliaan Pohon, UGM), DR. Ir. Chairil Anwar Siregar (Manipulasi Lingkungan, Kimia Tanah Puslitbang HKA, Bogor), DR. Ir. Illias (Pemungutan Hasil Hutan/Penjarangan, Riil, IPB), dan lain-lainnya.

Menteri Kehutanan akan melihat perkembangan pelaksanaan model silvikultur intensif Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) di PT. Sarpatim tanggal 27-28 Nopember 2006.

Selain melihat perkembangan sistem silvikultur TPTII di PT. Sarpatim , Menteri juga akan meminta laporan persiapan pakar dalam pengembangan sistem silvikultur intensif pada IUPHHKHA lainnya yang berminat.

Dalam kunjungan lapangan ke PT. Sarpatim Menteri Kehutanan antara lain didampingi oleh Dirjen Bina Produksi Kehutanan bersama tim pakar, Prof. DR. Ir. Sukotjo, Prof. DR. Ir. Maman Sutisna, Prof. DR. Ir. M. Naiem, M.Agr, DR. Ir. Chairil Anwar Siregar, DR. Ir. Illias.

Sistem silvikultur intensif dengan tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) dapat meningkatkan hasil panen kayu dari IUPHHK-HA (HPH). Penerapan sistem tersebut dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan pasokan bahan baku, yang saat ini menimpa industri pengolahan kayu berdiameter besar di Indonesia.

Saat ini kesenjangan permintaan bahan baku untuk industri plywood dan sawn timber + 25 juta m3/tahun. Hal ini karena dari 289 unit IUPHHK-HA/HPH, hanya 154 unit yang aktif menyusun rencana karya tahunan (RKT) dengan potensi 8,2 juta m3 pada tahun 2006. Dengan sistem silvikultur TPTII dan atau TPTJI ini diharapkan agar pengelolaan IUPHHK-HA/HPH tersebut dapat menghasilkan kayu jenis meranti dan atau kayu mewah lainnya dalam umur tebang yang lebih pendek antara umur 20 25 tahun dengan volume kayu yang lebih besar antara 200 - 300 m3/hektar. Selama ini umur kayu jenis meranti dari hutan alam baru dapat ditebang pada umur 30 - 40 tahun dengan volume 40 - 60 m3/hektar.
BY:RIZKY ANDI FAUZI SREGAR'09
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar